Spot Foto Membaca Berlatar Batu Bata di TBM Lentera Pustaka
Bila ada taman bacaan yang sering disambangi pegiat
literasi, bukan wisatawan itu ada di TBM Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak
Bogor. Apa pasalnya? Karena TBM Lentera Pustaka mengemas taman bacaan sebagai
tempat asyik dan menyenangkan untuk membaca. Tapi keren juga buat foto-foto
buat kaum “penggemar foto” di media sosial. Asal temanya sambil “membaca buku”
sebagai simbol tegaknya tradisi baca dan budaya literasi.
Taman bacaan jadi tempat foto yang instagramable,
kenapa gak?
Banyak orang sudah tahu. Bahwa taman bacaan pasti
tempatnya “orang baca”. Makanya sudah pasti, banyak dihindari. Mendingan ke
objek wisata alam, ke tempat kuliner atau tempat liburan yang bisa bikin hilang
kepenatan atau stress. Tapi taman bacaan ini memang lain. TBM Lentera Pustaka
yang terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu Kaki Gunung Salak justru “memberanikan
diri” untuk menjadikan taman bacaan sebagai tempat foto-foto. Foto-foto “realistis
dan nyata” bersama anak-anak kampung yang rajin membaca rutin 3 kali seminggu.
Hingga mampu “melahap” 5-10 buku per minggu. Bahkan di taman bacaan ini pun,
ada spot-spot foto “mati” yang berlatar mural, kata-kata nyeleneh, gunung, dan
yang terbaru berlatar “batu bata” dalam ruang.
“Kegiatan
membaca itu harus asyik dan menyenangkan. Maka TBM Lentera Pustaka selalu
berkreasi untuk bikin suasana dan tempat baca yang enak buat anak-anak. Bahkan
bisa buat spot foto bertemakan membaca buku. Intinya, biar siapapun yang ke
taman bacaan makin akrab dengan buku daripada gadget. Ini pekerjaan sederhana
tapi bernilai besar untuk masa depan anak-anak kita” ujar Syarifudin Yunus,
Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera Pustaka.
Kenapa membaca berlatar batu bata?
Karena untuk
paham makna batu bata, tentu tidak perlu menjadi tukang atau kuli bangunan.
Batu bata adalah salah satu bahan bangunan popular, Untuk bikin dinding atau
tembok rumah pasti butuh batu bata. Batu bata terbuat dari tanah lempung atau
tanah liat yang digali, lalu dengan ditambah air dan diinjak-injak agar siap
dicetak. Setelah dijemur di bawah terik matahari sampai kering, batu bata lalu
di bakar dalam suhu hingga 1000 derajat hingga matang dan berubah warna menjadi
merah.
Apa artinya batu bata buat anak-anak
pembaca di TBM Lentera Pustaka?
Sederhana
saja. Untuk menjadi orang yang berguna dan memberi manfaat bagi banyak orang
pasti ada proses perjalanan yang panjang. Selalu ada rintangan dan ujian yang
tidak ringan. Tapi yakinlah. Bahwa Allah SWT tidak akan pernah menguji
hamba-hambanya di luar batas kemampuan. Ujian dan tantangan justru menempa manusia
untuk selalu kuar dan berjuang. Maka untuk menjadi orang yang lebih bermutu,
termasuk anak-anak yang membaca secara rutin di tengah gempuran era digital,
pastinya ada hambatan dan tantangan. Ibarat seperti batu bata, maka semua harus
dijalani dengan penuh semangat dan perjuangan. Agar tetap kokoh dan kuat. Maka
anak-anak yang membaca pun, semua proses harus dijalani. Tidak boleh berhenti
dan putus di tengah jalan, itulah spirit tegaknya tradisi baca dan budaya
literasi.
Maka
kegiatan membaca di TBM Lentera Pustaka pun dilengkapi dengan spot foto berlatar
batu baca. Sebagai cerminan semangat dan proses panjang dalam menegakkan
tradisi baca dan budaya literasi di anak-anak usia sekolah di Desa Sukaluyu
Kec. Tamansari Kaki Gunung Salak Bogor. Karena 2 tahun lalu, mereka adalah
anak-anak yang tidak memiliki sama sekali akses buku bacaan. Sejak ada TBM
Lentera Pustaka, mereka baru bisa membaca.
“Membaca itu
perbuatan sulit buat semua orang. Apalagi anak-anak. Maka di TBM Lentera
Pustaka, anak-anak dilatih rutim mebaca dengan penuh semangat. Maka kita bikin
taman bacaan yang asyik dan menyenangkan. Membaca sambil foto-foto, okelah”
tambah Syarifudin Yunus.
Patut diketahui, saat ini, TBM Lentera Pustaka memiliki 60
anak pembaca aktif yang sudah terbiasa membaca 5-10 buku per minggu, dengan
koleksi yang tersedia 3.000 buku bacaan.
TBM Lentera Pustaka saat dikenal sebagai taman bacaan yang
unik dan menyenangkan. Karena acara-cara dalam membangun tradisi baca tergolong
unik, dengan adanya senam literasi, salam literasi, doa literasi, bahkan
kegiatan membaca bersuara untuk melatih vocal dan konsentrasi dalam membaca.
Bahkan melalui “Lab Baca”, anak-anak TBM Lentera Pustaka pun diajarkan untuk
memahmi bacaan melalui aktivitas di alam terbuka, seperti di sungai, di kebun
atau di jalanan.
Maka
kini, teruslah membaca. Karena membaca menjadi bukti bahwa kita tidak
sendirian. Dan yang terpenting, temanilah anak-anak yang membaca … salam
literasi #TBMLenteraPustaka #BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar