Taman
Bacaan Lentera Pustaka Sharing Inspirasi di Halo Indonesia DAAI TV
Bertajuk “Kegiatan Literasi yang
Menyenangkan”, program Halo Indonesia DAAI TV menjadikan Taman Bacaan
Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka sebagai nara sumber sekaligus rujuan tata kelola
taman bacaan yang unik dan menyenangkan. Dipandu presenter Raden Madlias dan Lorraine Evelyn,
DAAI TV menjadikan Syarifudin Yunus (Pendiri dan Kepala Program TBM Lentera
Pustaka) dan Epul Saepuloh (Relawan TBM Lentera Pustaka) sebagai naras sumber
untuk berbagi pengalaman tentang menjadikan taman bacaan sebagai tempat yang
menyenangkan di Studi DAAI TV – PIK Kapuk Muara Jakarta, Rabu 8 Mei 2019 pagi.
Melalui acara ini, DAAI TV
sebagai televisi cinta kasih berharap dapat memberi inspirasi akan pentingnya
mengelola taman bacaan yang asyik dan menarik buat anak-anak usia sekolah. Agar
mereka ingin selalu membaca buku dan berada di taman bacaan karena memiliki
program yang menyenangkan.
Menjadikan taman bacaan menyenangkan,
menurut Syarifudin Yunus, Pendiri TBM Lentera Pustaka yang juga dosen
Universitas Indraprasta PGRI (Unindra), dilakukan dengan menerapkan “TBM
Edutainment”, sebuah cara beda mengelola taman bacaan yang memadukan prinsip
edukasi dan entertainment. Edukasi karena anak-anak selalu membaca pada jamnya
dengan cara bersuara dan bersifat rutin. Entertainment karena di TBM Lentera
Pustaka, anak-anak selalu diajarkan salam-doa-senam literasi, di samping selalu
ada event bulanan yang sifatnya “menghibur” anak-anak dan adanya jajanan
kampung gratis setiap bulan setelah membaca. TBM Lentera Pustaka pun menerapkan
“Lab Baca” setiap hari Minggu dengan mengajak anak-anak membaca buku di alam
terbuka, seperti di sungai, di kebun, di bebatuan.
Dalam program Halo Indonesia berdurasi
60 menit ini, presenter menyajikan pertanyaan seputar cara-cara mengelola taman
bacaan agar bisa menarik dan menyenangkan anak-anak. Karena tradisi baca dan budaya literasi hanya
bisa dibentuk, tentu dengan mengelola taman bacaan yang dinamis dan kreatif;
tidak membosankan.
Patut diketahui, sejak didirikan 2
tahun lalu, TBM Lentera Pustaka yang terletak di Kp. Warung Loa Desa Sukaluyu
Kec. Tamansari Kab. Bogor, tepatnya di Kaki Gn. Salak Bogor kini selalu ramai
dikunjungi sekitar 60 anak pembaca aktif. Dengan koleksi lebih dari 3.000 buku,
anak-anak TBM Lentera Pustaka saat ini mampu membaca rata-rata 5-10 buku per
minggu, khususnya pada tiap jam baca di hari Rabu, Jumat, dan Minggu.
“TBM Lentera Pustaka
ini saya dirikan sebagai legacy atas pengabdian kepada masyarakat. Menyulap
rumah peristirahatan menjadi taman bacaan memberi kepuasan batin tersendiri.
Agar anak-anak usia sekolah terbentuk budaya membaca, di samping tidak ada lagi
anak putus sekolah,” ujar Syarifudin Yunus, yang juga konsultan dan tengah menempuh
S3 Manajemen Pendidikan di Pascasarjana Unpak.
Ke depan, TBM Lentera Pustaka pun saat
ini tengah mengembangkan 1) Wisata Literasi Lentera Pustaka yang sedang mencari
investor untuk realisasinya, 2) pengembangan “zona baca hijau” tanaman 1.000
polybag, dan 3) program pemberantasan buta huruf melalui “GErakan BERantas BUta
aksaRA (GEBERBURA)”. Dengan begitu, TBM Lentera Pustaka berhadap dapat memulai
program pemberdayaan masyarakat di Desa Sukaluyu.
Untuk lebih menjadikan taman bacaan
sebagai kegiatan literasi yang menyenangkan. Maka penting hari ini, orang-orang
dewasa untuk ikut berkiprah dalam menegakkan tradisi baca anak-anak. Di samping
siap menjadi relawan dalam membimbing anak-anak untuk terbiasa membaca. Sebagai
antisipasi terhadap gempuran era digital yang kian masif. Seharusnya taman
bacaan, bisa jadi momentum semua pihak untuk ikut berbuat menyiapkan masa depan
anak-anak yang lebih baik dari orang tuanya. Tentu melalui buku bacaan.
“Siapapun, semua pihak harus turun
tangan dan ikut andil demi tegaknya tradisi baca anak-anak. Jadi relawan atau
memberi dukungan dalam bentuk donasi buku atau CSR. Intinya, ubah niat baik
jadi aksi nyata” ujar Syarifudin Yunus dengan penuh semangat… #TBMLenteraPustaka
#BacaBukanMaen #BudayaLiterasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar